
Sebelum praktikum AST (analisis sistem tanaga), sempatkan masuk kuliah berdosen dewa nan penuh pengalaman, kuliah Elektronika Daya.
Pemikiran :
- engineer bukan untuk karir sebagai pegawai sampai-sampai direktur perusahaan.
- jangan menyenangi short term happiness.
- jadilah ilmuan atapun pengusaha
- hilangkan kekolotan.
kesimpulan :
jadi Mahasiswa Engineer sejati dengan memahami konsep2 dasar, seperti Elda, AST, MME. yang lain adalah kuliah sebagai pencipta way of thinking Mahasiswa. konsep2 tersebut pantaslah diterapkan dengan membangun usaha di bidang yang kita kuasai. salah satunya otomotif. simple nya menurut saya, bisnis ini cukup menjanjikan. yang jadi masalah adalah konsumen di Indonesia akan produk sendiri kurang ramai. karena Indonesia sendiri dari segi mental masih mental terjajah yang masih sangat menjunjung budaya glamor, gengsi, short term happiness. ya begitulah budaya kita. masih lemah akan jiwa nasionalisme. padalah di jepang, mereka berani terang2 an anti produk america, mereka bangga akan produk sendiri. ini bermula dari suatu kegigihan dan mau saling membangun antar sesama penduduk Jepang. bermula dari industri Otomotif sampai elektronik, penduduk Jepang senantiasa bersabar menanti kemajuan dan mau membeli produk mereka sendiri demi perkembangan industri multinasional. atas dasar kegigihan dan sikap kerja keras,mereka mampu.
sangat dirasa susah untuk ukuran bangsa Indonesia mengikuti bergerak dari keterpurukan.
mungkin ini step cita2 saya yang awalnya saya anggapa salah dan cari aman:
Bekerja di perusahaan Bonafit--> memiliki modal cukup --> membuka sekolah mesin dan otomotif --> merintis bisnis otomotif (mobil) dengan pekerja dan engineer dari sekolah otomotif tersebut --> berbagai barang mentah dari Jepang atau Cina.
alternatif lain : sebelum lulus gigih mencari link2 orang hebat berlandaskan otomotif--> setelah lulus buka bisnis mobil dengan memaksimalkan link2 tersebut.
secara paksaan untuk merambah pasar Indonesia yakni dengan promosi gencar (belum terpikirkan strateginya). mau ga mau untuk mengubah keterpurukan kita sendiri harus mau bercita- cita dan konkrit.