Sabtu, 17 Juli 2010

MAJUNYA CINA


KEMAJUAN EKONOMI CINA

Cina merupakan Negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling stabil dan terus naik, terlebih masih kokohnya ekonomi ketika sedang terjadi krisis sekalipun. Perkembangan negara Cina didasarkan oleh budaya mereka sendiri. Sejak dipimpin oleh presiden Mao Zedong dengan partai komunisnya, China sangat menjunjung tinggi kerja keras dan pantang menyerah. Mereka rela bekerja untuk negara walaupun digaji rendah.
Kemajuan Cina terlihat dari infrastruktur dan program- program yang dijalankan pemerintah. Ciri khas negara ini adalah dagang. Sebagian besar dari mereka memiliki tujuan hidup yakni berdagang. Program yang dijalankan pemerintah maupun lembaga indepent menitikberatkan pada perdagangan. Salah satu program yang dijalankan adalah program Perantauan kumpulan anak muda. Program ini membina dan membimbing anak muda untuk berdagang diluar kota. Mereka diambil dari beberapa provinsi. Mereka berdagang secara kelompok di perkotaan. Tak hanya berdagang dipagi hari, mereka juga bekerja sampingan untuk orang lain pada waktu sore hari. Sungguh luar biasa kerja keras mereka dalam menanamkan sikap tanggung jawab.
Budaya sikap keras, gigih dan kerjasama ini sangat mendukung dan menyokong perekonomian Cina yang matang. Muncullah industri- industri kecil hingga skala besar. Industri kecil misalnya industri perabotan rumah tangga, mainan anak- anak dan lain sebagainya. Sedangkan skala besar contohnya perusahaan- perusahaan IT yang memproduksi perangkat keras penyusun laptop, Handphone, dan peralatan IT lainnya.
Cina sangat handal dalam meracik dan menentukan kebijakan yang tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan perekonomian. Hal tersebut didukung oleh banyaknya perguruan tinggi di bidang entrepreneur maupun ekonomi. Banyak mahasiswa handal dalam menganalisis ekonomi. Dasar pendidikan inilah yang membuat Cina masih bertahan dalam krisis ekonomi baru- baru ini.
Pendukung lain yang sangat penting adalah program pariwisata dengan kebudayaan yang beragam. Negara ini memiliki sejarah berdinasti. Dinasti dari masa ke masa mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut terlihat dari infrastruktur bangunan yang semakin berkembang. Salah satunya adalah tembok besar Cina yang dibangun pada masa dinasti Ming. Ragam pariwisata membuat tertariknya wisatawan asing untuk berkunjung. Hal tersebut menjadi pendukung meningkatnya devisa negara.
Cina letak geografisnya sangat strategis. Pada masa dinasti Ming, Cina sudah sangat terkenal dengan dagangan sutra dan porselinnya yang sering di ekspor ke luar Cina. Muncullah pelabuhan- pelabuhan dagang yang disiapkan pemerintah Cina.
Perbandingan dengan Indoensia :
Data dari The Global Competitiveness Report 2009-2010 (World Economic Forum 2009) menunjukkan bahwa pada tahun 2008, populasi Cina berjumlah 1,336 milyar dengan GDP US$ 4,402 trilyun sehingga GDP-nya per kapita menjadi US$ 3315,3, dan GDP PPP-nya (purchasing power parity) terhadap total GDP dunia sebesar 11,40%. Perbandingan dengan Indonesia yang berpenduduk 234 juta orang dengan GDP total sebesar US$ 511,8 milyar dan GDP per kapita US$ 2246,3, GDP-nya berdasarkan PPP hanya sebesar 1,31% dari GDP total dunia.

Toyota Production System


Toyota Production System

Inti sistem ini tidak lain adalah menekan pemborosan. Penekanan dikarenakan oleh tujuan utama Just in Time (JIT). JIT adalah proses produksi yang berkelanjutan dan tepat sesuai dengan perencanaan- waktu, dengan tidak terdapat kelebihan dan kekurangan persediaan maupun hasil produksi. JIT menekankan pada ketepatan waktu dan jumlah barang.
Terdapat 8 pemborosan yang terus dihilangkan oleh Toyota yakni :
1. Produksi berlebih. Memproduksi barang- barang yang belum dipesan akan menimbulkan pemborosan seperti kelebihan pekerja, kelebihan tempat dan kelebihan biaya transport.
2. Waktu Tunggu. Para pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan atau berdiri menunggu langkah proses selanjutnya, alat, pasokan kompoenen selanjutnya, atau menganggur saja karena kelebihan material, keterlambatan proses, mesin rusak, dan sumbatan kapasitas.
3. Transportasi yang tidak perlu. Ketepatan dalam mengambil jalur dan kendaraan transportasi memberikan ketepatan waktu yang direncanakan.
4. Memproses secara berlebihan atau keliru memproses (barang cacat). Memproses suatu barang yang memiliki kualitas yang lebih tinggi dari standar sehingga terjadi perbedaan kualitas dan memproses barang menjadi cacat sehingga tidak efisien dan boros.
5. Persediaan berlebih. kelebihan material atau barang menyebabkan lead in time yang panjang, barang kadaluwarsa, barang rusak, peningkatan biaya pengangkutan dan penyimpanan, dan keterlambatan sehingga terjadinya ketidakseimbangan produksi.
6. Gerakan yang tidak perlu. Gerakan karyawan yang tidak perlu membuat tidak terselesainya proses kerja menjadi beres. Ketidakdisiplinan membuat pekerjaan tertunda dan molor sehingga tidak tuntas tepat pada waktunya. Selain itu Toyota memberikan sistem yang baik dalam pencarian barang atau katalog dengan list dan database yang tersusun rapi sehingga tidak menyulitkan pekerja dalam mencari barang serta waktu yang digunakan semakin efisien.
7. Persediaan barang yang cacat. Barang yang cacat akan menyita waktu yakni dengan melakukan perbaikan pada barang tersebut atau barang tersebut menjadi bermasalah dengan supplier. Untuk menangani hal tersebut diperlukan kontrak kerja dengan supplier untuk tetap menekankan Quality Control yang baik.
8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan. Sangat penting dalam proses, dibutuhkan kreativitas dari karyawan dalam pekerjaan dengan mendengarkan saran, kritik dan inovasi karyawan demi meningkatkan perbaikan perusahaan.